Yah, cerita-cerita gua sebelumnya sih selalu menggunakan
bahasa gaul abg jaman sekarang. Tapi, kali ini gua bakal post cerita spesial
dengan bahasa baku " Aku - Kamu ". Kedengerannya sih menjijikan
karena kebanyakan yang pake kata-kata itu orang yang pacaran dan orang jomblo
seperti gua ini menganggap kata-kata itu menjijikan ( Padahal mah kalau udah
pacaran malah nge anggep wajib. Kalau lo ngomong pake bahasa Gua - Lu dikiranya
gak bakal romantis. Apalagi ngomong pake bahasa guguk dan spesies kebun
binatang lainnya, bisa-bisa end kali :v ). Kalian tau kenapa gua menggunakan
bahasa baku dicerita kali ini? begini, waktu hari jumat kemaren tepatnya
tanggal 14 Maret 2014 gua dapet tugas dari guru TIK gua buat nyeritain
pengalaman pribadi gua waktu liburan 9 hari dari sekolah. Kalau gua sih seneng
aja soalnya kalau jagonya umbar aib sendiri sih itu kerjaan gua :3 Ketika gua
mau mulai berimajinasi, gua nanya sama guru gua :
Gua : Pak, ini ceirta
bebas kan pak?
Guru : Iya bebas,
suka-suka kamu yang penting ceritanya menarik
Gua : Wah pak, kalau
yang mau lebih menarik pake SPG sekalian aja pak?
Guru : Idiot kamu,
bukan itu yang saya maksud. Maksud saya ceritanya yang penting menarik -_-
Gua : Ohhh gitu toh
pak, boleh pake bahasa bebas?
Guru : GAK BOLEH!!
mulai dari situ,
karya imajinasi gua yang udah nyangkol diotak gua langsung cabut begitu aja
denger kata-kata kayak gitu. Dan langsung aja, ini cerita yang gua bikin waktu
tugas kemaren ( gua semper-sempetin colong softcopynya hehe ) :
" Hari ini,
tepatnya tanggal 3 Maret 2014 Sekolah meliburkan anak-anak kelas X dan XI
selama 9 hari. Walaupun terasa agak sedikit “ sebentar “ menurut anak-anak
lainnya, tapi bagiku terasa sangatlah lama untuk beristirahat mengingat jadwal
sekolah yang sangat super padat dan membuat seluruh badan ini sangat sakit
sekali.
Pagi ini
terasa lebih berbeda dari pada biasanya. Udara terasa lebih sejuk dan jiwa
seakan pergi menjelajah ke atas langit untuk menikmati pagi yang bebas ini. Aku
tidak terpaku lagi dengan suara teriakan keras Ayahku yang setiap hari
berteriak membangunkanku dari tidurku. Ya, itu sangat menyebalkan bagiku yang
setiap pagi harus bersiap tuli karena mendengar teriakan Ayah yang
membangunkanku dengan keras. Walaupun Ayah berteriak, aku tak pernah menggubris
teriakannya untuk bangun dari mimpi yang sedang berjalan didalam alam bawah
sadarku karena itu sangat menyebalkan.
Aku baru bangun
ketika Ibuku menarik selimut yang sedang ku pakai sebagai penghangat malamku
dan sesekali memukulku dengan pelan di bagian wajahku. Dan anehnya, setiap
Ibuku berkata “ Ayo udah siang, bangun.. bangun.. “ ditelingaku, aku langsung
meresponnya dengan bangun dari tidurku dan langsung lari kearah kamar mandi
untuk bersiap-siap ke sekolah. Tapi tidak untuk liburanku kali ini, otakku
mungkin men-setting untuk buatku tidur lebih lama lagi karena hari ini aku
sedang liburan.
Aku berharap banyak dari sebuah liburanku kali
ini. Ya, setidaknya aku punya kenangan yang bisa kuingat dalam hidupku walaupun
itu juga pengalaman memalukan yang kualami. Tapi, ketika hari esok tiba aku
malah terbaring sakit di kasur. Badanku panas hingga 38-39o , lemah tidak
bergerak kemana-mana dan lidahku seakan tidak merasakan rasa apapun yang aku
telah makan. Aku benci ini dan ini yang kusebut sebagai penghancur liburanku.
Aku sakit hingga 5 hari dan dalam rasa sakit itu pula aku harus berjuang untuk
latihan Marching Band yang aku ikuti.
Dan akhirnya aku kembali sehat ketika seminggu
kemudian setelah liburan dimulai, tepatnya hari Senin yang kedua. Akhirnya aku
bisa merasakan kembali rasa makanan yang ada didalam piring makananku meskipun
aku harus meminum hingga 4 tablet obat setelah makan untuk menjaga kesehatanku
tetap stabil.
Tak apa, yang penting aku bisa berjalan
kesana-kemari dan makan makanan ringan yang kusuka. Walaupun itu sangat
sedikiti nakal menurut orang tuaku,tapi aku malah tidak mendengarkan sama
sekali apa yang mereka katakan karena aku masih menikmati makanan ringan yang
sedang kumakan.
Kuberitahu kalian, aku benci ketika orang tuaku
mengomel. Itu sangat mengganggu telingaku karena aku tidak bisa fokus terhadap
apa yang aku dengar ketika aku sedang menonton televisi. Tapi aku juga harus
tetap bersyukur, karena orang tuaku masih sangat peduli dengan diriku.
Contohnya? Ya dengan setiap hari mengomeliku tentang kesehatan yang sedang
kualami. Memang liburan kali ini sangat menderita karena aku mengalami sakit,
tapi aku masih bersyukur bisa dapat beristirahat dengan tenang dengan tambahan
omelan dari orangtuaku yang sangat perhatian padaku. Semoga liburan yang akan
datang lebih berkesan lagi dari pada yang lalu. "
Gua gak tahu kalian
mikir cerita diatas itu menjijikan atau ngga, tapi cerita ini lah yang bikin
nilai TIK gua gede ;p
*Gambar ini diambil
ketika sang penulis kehabisan kata-kata buat bikin cerita yang baku ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar